FKUB BERSAMA MUSPIDA SKH ANTISIPASI KEJADIAN TOLIKARA

Selasa (21/07)  Untuk mengantisipasi kejadian pembakaran masjid di Karubaga, Tolikara, Papua, yang diduga dilakukan kelompok agama tertentu saat umat Islam menggelar Sholat Idul Fitri,  Muspida menggelar Rapat bersama tokoh - tokoh agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sukoharjo di rumah dinas Bupati Sukoharjo. Masyarakat Sukoharjo dihimbau tidak terprovokasi atas kejadian, semua pihak harus menjaga kondusifitas keamanan agar kerukunan umat beragama di Kabupaten  ini tetap terjaga. 

Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, mengajak seluruh masyarakat Sukoharjo untuk tidak mudah terprovokasi dengan kejadian dipapua. Serahkan permasalahan tersebut kepada pihak yang berwenang.  Kita jaga bersama kondusifitas keamanan di Sukoharjo ini, tolerasi antar umat beragama harus dinomorsatukan.
Dandim 0726/Sukoharjo, Letkol (Inf) Riyanto, S.I.P menambahkan dampak pembakaran masjid di Papua harus diwaspadai. “Kalau saya bilang, ada penumpang gelap yang ingin membuat Indonesia terjadi konflik komunal. Ini harus diwaspadai,”  Saat ini sudah banyak mobilisasi, ajakan, undangan atau upaya lain yang disampaikan melalui berbagai media sosial untuk bertindak anarkistis. Upaya tersebut terbukti ampuh dalam menggerakkan orang. Dandim juga menyampaikan beberapa kejadian yang terjadi diberbagai daerah untuk menjadi bahan kajian dalam forum ini. Dengan forum ini diharapkan dapat meredam segala permasalahan yang timbul, serahkan kepada pihak yang berwenang dalam penanganan permasalahan ini.

Kapolres Sukoharjo, AKBP Andy Rifai, menyampaikan isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) yang terjadi di Papua harus direspons cepat. Sebab, isu tersebut sangat mudah memprovokasi orang bertindak sewenang-wenang.
Kejadian di Papua sudah memantik reaksi umat Islam di seluruh Indonesia,  beberapa daerah telah terjadi kejadian yang bermuara pada tindakan melanggar hukum akibat peristiwa pembakaran masjid di Tolikara Papua.
Memang tidak dapat dipungkiri kejadian pembakaran masjid di Papua telah mencederai toleransi yang sudah terjalin sangat baik di pulau Cenderawasih. Namun, persoalan tersebut tidak boleh dilihat hanya dari satu sudut pandang. Sehingga, tidak memunculkan opini-opini yang justru bisa memperkeruh suasana.
“Seperti diketahui, di Sukoharjo ini banyak kelompok radikal. Tanpa isu SARA seperti yang saat ini berkembang pun mereka sudah bertindak melanggar aturan. Karenanya, semua pihak harus bisa melihat masalah ini secara proporsional. Jangan sampai di Sukoharjo ada tindakan-tindakan yang bisa menimbulkan gesekan. Mari kita jaga Sukoharjo agar tetap kondusif aman, toleransi harus kita kedepankan,” kata dia.