DANDIM 0726 SUKOHARJO AKSI MAKAN API DALAM DRAMA KOLOSAL MEMPERINGATI HUT RI 71



Sabtu (27/8/2016) Dandim 0726/Sukoharjo Letkol Inf Taufan Widiantoro, S.I.P ikut ambil bagian dalam membakar semangat generasi muda dengan aksnyai tiga batu batako di atas perut yang di pukul dengan palu besar, makan api yang menyala / memadamkan api dengan mulut. Dalam perjuangan kegigihan masyarakat Sukoharjo dalam merebut Kemerdekaan tidak akan pernah surut, tanpa kenal ragu dan gentar, tentara dan rakyat mengusir pasukan Belanda. Meski korban terus berjatuhan dengan iringan derai air mata dan nyawa bergelimpangan dimana-mana, namun, dalam benak mereka hanya terlintas ingin terbebas dari tirani penjajahan. Penderitaan rakyat memecah kenteraman di Bumi Asesuko Karaharjan (Sukoharjo). Kolonial Belanda merampas kebahagiaan rakyat yang hidup damai sejahtera. Mereka menindas dan mengadu domba rakyat Indonesia yang kelaparan. Banyak pahlwan kusuma bangsa gugur demi Kemerdekaan.


“Allahu ………..akbar…………..,  Allahu………. Akbar…………, Allahu akbar, …………Takbir berkumandang membakar semangat perlawanan dan masyarakat Sukoharjo melawan penjajah. Pertempuran dan perlawanan  pecah seiring ayunan golok dan berbagai senjata tradisional serta bambu runcing. Rakyat Indonesia bersatu dan menyerbu tentara Belanda yang sudah terlalu lama menjajah negeri ini. Pasukan mendesak dan memasuki markas tentara Belanda. Merebut dan menurunkan bendera Belanda dari tiangnya. Teriakan kemerdekaan membahana seiring dirobeknya bendera merah, putih, biru milik Belanda menjadi bendera merah putih. “ Merdeka…………. Merdeka…………. Merdeka…………. Merdeka…………. Merdeka………….

Itulah alur cerita drama kolosal yang diperankan lebih dari 250 orang dari berbagai komponen/komunitas masyarakat Sukoharjo memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-71 di Alun-alun Satya Negara, Sukoharjo.

Dandim 0726/Sukoharjo, Letkol Inf Taufan Widiantoro, S.I.P menyampaikan “Drama kolosal ini sengaja kami rencanakan untuk memberikan gambaran bagaimana para pejuang dan para pahlawan meraih kemerdekaan. Dari sini paling tidak ada satu nilai-nilai yang bisa kita tanamkan untuk adik-adik dan diri kita, bahwa kemerdekaan itu bukan pemberian Belanda, tapi didapat dari hasil perjuangan para pahlawan pendahulu kita. Mereka berjuang tanpa pamrih, mengorbankan harta, benda, bahkan nyawanya untuk meraih kemerdekaan itu. Diharapkan, generasi muda Sukoharjo mampu meneladani dan menghormati para pahlawan yang telah berjuang dan mempertahankan kemerdekaan bangsa dan negara”. Tambahnya “Harapannya, generasi muda yang mulai lupa mampu meneladani dan menghormati jasa para pahlawan yang gugur dalam mempertahankan kemerdekaan dari jajahan Belanda,” tegasnya.

Drama kolosal di saksikan Danrem 074 Warastatama Kolonel Inf Maruli Simanjuntak, pejabat militer, pejabat sipil,  Muspida Sukoharjo, pelajar dan  ± 1500 masyarakat Sukoharjo. Dalam acara tersebut juga di tampilkan para pemenang lomba yang di selenggarakan Kodim 0726 Sukoharjo dan penyerahan hadiah bagi pemenang antara lain :

Lomba baca puisi Juara I SMA Negeri 1 Polokarto an.Bety Ayu W.A, Juara II SMK Negeri 2 Sukoharjo Johar Abdul. Dan Juara III SMA Negeri 1 Bulu Suci Tri .A.

Pemenang lomba cipta lagu perjuangan Juara I SMK Tamsis Sukoharjo an. Widya Judistira. Juara II SMA Negeri 1 Tawangsari an. Ismu Pratama. Dan Juara III SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo an.Sandra Pita loha.

Pemenang lomba Paduan suara Juara I SMA Negeri 1 Kartasura, Juara II Nomor SMA Negeri 1 Sukoharjo, Juara III SMA Negeri 1 Tawangsari.

Lomba tari perjuangan 2 peserta (satu peserta mengundurkan diri) Juara I dari SMA Negeri 1 Kartasura .